Selasa, 02 Juni 2020

TABAYYUN SEBAGAI SOLUSI MEMERANGI HOAX

TABAYYUN SEBAGAI SOLUSI MEMERANGI HOAX (PENDIDIK ANTI HOAX) 

By : SRI WIYANTI S,Pd.
Penulis adalah guru di SMPN 1 MONTA BIMA NTB

Era kesejagatan atau globalisasi yang merambah semua aspek kehidupan terutama dalam kemudahan serta kecepatan mengakses informasi dari berbagai media massa atau media sosial, membawa perubahan yang luar biasa pada pola pikir dan pola hidup masyarakat.

Kecepatan arus teknologi informasi ini menyebabkan semua lapisan masyarakat dapat dengan mudah mengetahui berbagai kondisi dan informasi terkini baik yang ada di lingkungan terdekat hingga terjauh, dalam lingkup lokal, nasional bahkan internasional.
Kenyataan ini tentunya menjadi kabar gembira bagi masyarakat yang mampu memanfaatkannya dengan baik dan untuk tujuan yang baik dan positif pula, namun akan menjadi sebaliknya apabila dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan yang tidak baik atau negatif. 

Sebagai contoh efek ketidakbaikan dari berkembangnya arus teknologi informasi yang sangat cepat ini adalah menyebarnya berita bohong atau HOAX. Berita hoax ini demikian beragam, dari masalah politik, ekonomi, sosial, kesehatan, agama, bahkan dalam tema-tema bernuansa lelucon dijadikan sebagai bahan hoax.

Tersebarnya berita hoax ini jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara karenanya perlu upaya solutif dalam menangkal berita hoax tersebut. Salah satu upaya solutif yang dimaksud adalah bagaimana peran agama di dalam menangkal dan mereduksi berita hoax. 

Adakah ajaran agama yang secara spesifik dapat dijadikan sebagai alat untuk menangkal tersebarnya berita hoax tersebut? Islam sebagai agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, diharapkan mampu memberikan langkah solutif dalam kaitannya dengan penyebaran berita hoax di tengah masyarakat, karena dalam ajaran Islam ada satu kaidah yang sangat tegas dalam menyikapi suatu berita yang datang yakni dengan cara tabayyun atau mengecek kembali kebenaran berita atau kabar yang di dengar, dibaca atau dilihat.

Perintah Tabayyun ini sangat jelas sebagaimana bunyi terjemahan Firman Allah SWT dalam QS.Al Hujurat ayat 6 yang berbunyi ;
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan menyesal atas perbuatanmu itu". 

Sangkaan- sangkaan negatif tanpa alasan yg jelas akan memicu terjadinya berbagai permasalahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan dasar inilah seorang pendidik dapat memainkan perannya dalam menangkal timbul dan menyebarnya berita hoax, baik di lingkungan rumah tangganya, keluarganya, sekolah ataupun lingkungan masyarakat yang lebih luas. Seorang pendidik harus memiliki upaya nyata dalam memerangi hoax, dasar pemahaman agama yang kuat harus dimiliki seorang pendidik sehingga dengan bekal pemahaman agama tersebut akan menjadikannya bagian dari solusi sebuah permasalahan bangsa ini bukan sebaliknya justru menjadi bagian dari permasalahan bangsa dalam konteks penyebaran berita hoax.

A. Cara Mengidentifikasi Hoax

Definisi Hoax
Hoax adalah kabar, Informasi atau berita palsu atau bohong. Hoax (baca: hoks) merupakan ekses negatif kebebasan berbicara dan berpendapat di internet, khususnya media sosial dan blog. Hoax menurut Wikipedia adalah pemberitaan palsu adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Hoax juga didefinisikan sebagai sebuah pemberitaan palsu adalah usaha untuk menipu atau mengakali pembaca dan pendengar untuk mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu tersebut tahu bahwa berita tersebut palsu.
Hoax bertujuan membuat opini publik, menggiring opini, membentuk persepsi, juga untuk having fun yang menguji kecerdasan dan kecermatan pengguna internet atau media sosial.

Tersebarnya berita hoax di berbagai media sosial terkadang membuat kita bingung, apalagi ketika ada tulisan yang meminta untuk diviralkan, atau tulisan yang sepintas bernuansa positif atau baik namun esensinya hoax. Sebagai langkah antisipasi agar kita sebagai pendidik tidak ikut menyebarkan hoax maka perlu mengilmui bagaimana cara mengidentifikasi hoax.

Menurut Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax, Septiadi Eko Nugroho, cara mengidentifikasi berita hoax di internet adalah sebagai berikut ;
1. Hati-hati dengan judul provokatif
2. Cermati alamat situs
3. Periksa fakta
4. Cek keaslian foto
5. Ikut serta group diskusi anti hoax.
(Jakarta Kompas.com-pertumbuhan penetrasi Smartphone).

Karena informasi yang kita lihat, yang kita dengar dan yang kita baca belum tentu benar, oleh karenanya ketika mendapatkan sumber informasi jangan hanya membaca headline karena boleh jadi antara judul dan isi tidak sesuai. Cek kembali media mana yang memuat berita tersebut, untuk membandingkan isi berita, apakah semua sama ataukah hanya satu media itu yang menulis berita tersebut. Cek pula tanggal publikasi, cek rekam jejak penulisnya. Cerita dan sumber yang digunakan. Hati-hati terhadap tulisan yang bombastis dan terkesan provokatif dilihat dari judul berita akan membantu kita mengidentifikasi berita hoax.

Selain hal di atas, ada 10 tips cara mengetahui berita hoax di Facebook (Rappler.com, 9 April 2017).
Sepuluh tips tersebut adalah sebagai berikut :
1. Selalu berpikir skeptis terhadap judul berita yang menggunakan kata-kata berirama dengan huruf kapital dan tanda seru.
2. Amati tautan, sebuah tautan yang memiliki nama menyerupai situs berita populer merupakan sebuah pertanda hoax.
3. Telusuri lebih dalam situs berita, pastikan dari sumber terpercaya, telusuri lebih dalam profil dari status tersebut.
4. Format yang aneh, berbagai situs berita bohong memiliki salah pengertian desain laman yang aneh, perlu dibaca secara seksama untuk mengetahuinya.
5. Pertimbangkan fotonya, berita bohong seringkali menggunakan foto atau vidio yang telah dimanipulasi. Sebagai contoh ; foto asli tapi berita keluar dari konteks.
6. Perhatikan tanggal, berita bohong terkadang memberikan hal yang tidak masuk akal atau mengubah tanggal Informasi mereka.
7. Memeriksa bukti, lihatlah kolom penulis untuk memastikan akurasi mereka. Identitas samaran bahkan tanpa nama merupakan indikasi berita bohong.
8. Lihatlah laporan lain, adakah situs berita lain yang melapisi hal tersebut.
9. Apakah berita itu lelucon? Terkadang berita bohong sangat sulit dibedakan dengan humor atau satir.
10. Berapa berita sengaja dibuat untuk menipu. Cobalah kritisi tentang apa yang dibaca dan hanya membagikan berita-berita yang kalian tahu bisa dipercaya.
(Rappler termasuk salah satu kelompok group berita dari Filipina yang ikut bergabung dalam jaringan First Draft Partners).

B. Dampak Negatif Hoax

Hoax adalah sesuatu yang mutlak harus diperangi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara disebabkan dampak negatif yang ditimbulkannya sangat besar. Adapun dampak negatif hoax bagi kehidupan bermasyarakat adalah sebagai berikut ;

1.  Seringkali kita mendengar bahkan melihat terjadinya perkelahian siswa/siswi  antar sekolah hanya karena status hoax mereka di FB (Facebook), saling memusuhi, tidak menyapa sesama teman atau bahkan saling bully hanya karena berita bohong. Saling memaki dengan ujaran kebencian di media sosial tanpa mengindahkan adab dan etika berbicara di depan umum.

2. Penerimaan informasi yang berbeda-beda tidak jarang menimbulkan konflik yang dapat merugikan banyak pihak. Dan tentu saja konflik ini mengganggu stabilitas keamanan dan kerukunan di dalam masyarakat.

3. Dapat menyebabkan terputusnya hubungan persaudaraan, keluarga, pertemanan, menyebabkan perseteruan dan saling benci yang akan berkepanjangan dan berpotensi munculnya konflik yang lebih serius.

4. Dalam keadaan sangat serius, berita hoax bahkan dapat menyebabkan saling bunuh, hilangnya harta dan nyawa tanpa bukti yang benar.

Selain dampak negatif bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, hoax ini memiliki dampak buruk bagi sang pelaku hoax sendiri, orang yang suka berbohong tidak akan disenangi dan bahkan akan dijauhi oleh orang lain karena dianggap tidak bisa dipercayai. Dampak yang lebih dahsyat akan dirasakan oleh pelaku hoax bahkan hingga mereka meninggal dunia karena Allah mengutuk orang yang suka berbohong sebagaimana dalam terjemahan QS. Adz-Dzaariyaat ayat 10 :
"Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta."
Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam pun bersabda :
"Sesungguhnya dusta itu menuntun pada kedurhakaan, dan kedurhakaan itu menuntun kepada neraka. Seseorang senantiasa berdusta hingga tercatatlah ia di sisi Allah sebagai pendusta."
Bahkan dalam hadits yang diriwayatkan imam Bukhari diceritakan bahwa :
"Adapun orang yang ditusuk rahang bawahnya hingga ke tengkuknya, lubang hidungnya hingga ke tengkuknya, dan matanya hingga ke tengkuknya adalah orang yang keluar dari rumahnya lalu ia berdusta dan kedustaannya tersebar sampai ke seluruh penjuru bumi." (Hadist no 7047).

Pelaku hoax dan penyebar hoax akan mendapatkan dosa jariah yakni dosa yang  terus mengalir selama kebohongan tersebut tetap menyebar, pelaku penyebar hoax terus mendapatkan dosa atas perbuatannya dan setiap ada yang ikut menyebarkan kebohongan tersebut maka pelaku pertama tetap mendapatkan imbasnya.

Jadi dampak buruk yang ditimbulkan dari berdusta atau hoax, tidak saja menimpa individu sebagi pelaku hoax namun juga menimpa masyarakat secara umum yang mengakibatkan timbulnya keresahan dan konflik. Dampak yang ditimbulkan juga tidak hanya dirasakan di dunia namun hingga diakhirat kelak karena pelaku dusta akan diberi ganjaran berupa neraka oleh Allah SWT.

C. Cara Mengedukasi Siswa, Keluarga dan Kolega Untuk Memerangi Hoax

Tradisi tabayyun merupak tradisi Islam yang dapat menjadi solusi dari zaman ke zaman dalam memerangi hoax. Terutama bagi informasi-informasi yang berpotensi memunculkan konflik dalam masyarakat. Metode tabayyun merupakan proses klarifikasi sekaligus analisis atas informasi dan situasi serta problem yang dialami masyarakat. Harapannya akan mendapatkan hasil kesimpulan yang lebih bijak, arif dan lebih tepat sesuai keadaan.

Agar proses tabayyun menjadi sebuah hal yang pasti akan dilakukan ketika mendapat suatu berita maka seorang pendidik perlu melakukan langkah-langkah edukasi dari lingkungan terdekatnya seperti mengedukasi siswa, keluarga maupun kolega-koleganya dalam interaksinya sehari-hari. Bagaimana proses edukasi tersebut  dilakukan oleh seorang pendidik dapat kita lihat seperti contoh di bawah ini :

1. Proses edukasi terhadap siswa dapat dilakukan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar misalnya untuk mata pelajaran IPS TERPADU, ada materi tentang pemanfaatan media sosial, disitu pendidik dapat mengarahkan siswa tentang bagaimana memanfaatkan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab, mengingatkan siswa untuk tidak menggunakan media untuk sesuatu yang negatif seperti memasang status hoax di Facebook, tidak menyebarkan karya orang lain tanpa keterangan bahwa itu hanya copy paste misalnya, karena dampaknya akan langsung dirasakan dengan adanya komentar-komentar tidak baik, atau bahkan di bully.

Penanaman nilai agama akan bahaya berbohong, senantiasa mengingatkan siswa akan pentingnya proses tabayyun ( menanyakan, mengecek kembali, klarifikasi) terhadap setiap berita yang baru didengar sehingga dengan demikian akan terhindar dari berita hoax dan tidak pula ikut menyebarkannya.

2. Proses edukasi terhadap keluarga menjadi hal penting karena keluarga adalah basis pertahanan pertama dan utama, seorang pendidik harus menanamkan nilai-nilai kejujuran, sportifitas pada anggota keluarga sejak diri, sejak anak-anak masih kecil, mengingatkan akan bahaya berbohong, tidak gegabah ketika mendapati suatu permasalahan atau ketika mendengarkan sebuah berita (disinilah proses tabayyun berjalan), senantiasa mengedepankan kebersamaan.

Bahkan seorang pendidik dapat mengambil langkah tegas seperti memberikan hukuman mendidik terhadap anggota keluarga yang melakukan pelanggaran dan sebaliknya tidak segan pula memberikan pujian atau hadiah atas usaha mereka dalam menjaga nilai-nilai positif yang ingin ditanamkan. 

Ketika nilai-nilai positif sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan anggota keluarga maka ketika mereka berinteraksi dengan dunia luar atau masyarakat secara umum, mereka akan menjadi bagian dari solusi bukan sebaliknya menjadi penyebar hal-hal negatif seperti menyebarkan berita hoax.

3. Proses mengedukasi teman atau kolega agar terhindar dari kebiasaan menyebarkan hoax tentunya  sedikit berbeda karena jika metodenya salah justru apa yang ingin disampaikan tidak mengenai sasaran atau bahkan kita akan dianggap menggurui. Metode yang dapat diterapkan di sini adalah metode andragogi, yakni metode pembelajaran orang dewasa. 

Membiasakan diskusi atau sharing dapat menjadi salah satu solusi, mengajak untuk menghadiri majelis-majelis ilmu, memberikan bahan-bahan bacaan yang berkaitan dengan pentingnya memerangi hoax, bahan-bahan bacaan tentang konsep tabayyun dalam Islam, atau memasang tulisan-tulisan di majalah dinding sekolah seputar berita hoax. Satu hal yang pasti harus dilakukan adalah kita hendaknya menjadi contoh konkrit bagi lingkungan kolega kita atau dengan kata lain ada keteladanan yang kita tunjukkan dalam hal ini. Kita sebagai pribadi harus menjadi bagian dari upaya memerangi hoax, bukan sebaliknya.

D. Pengalaman Pribadi Tentang Tindakan Yang Pernah Dilakukan Ketika Mendapati Hoax.

1.  Ketika menerima berita yang sudah jelas saya pahami bahwa itu hoax maka langkah langkah yang saya ambil adalah segera menjelaskan kepada pengirim berita tersebut bahwa itu berita hoax, dan memintanya untuk tidak menyebarkan kembali berita tersebut. Karena jika masih menyebarkan berarti kita telah ikut andil dalam menyebarkan kebohongan. Tentunya dengan tetap memperhatikan adab berbicara yang dapat dimengerti dan dipahami sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.

2. Ketika mendapati berita hoax namun saya masih meragukannya, maka langkah yang saya ambil adalah menanyakan perihal berita tersebut kepada teman atau orang yang saya anggap lebih memahami, dan jika berita yang saya terima adalah terkait masalah agama, maka yang akan saya mintai pendapat atau penjelasan adalah kepada seorang ustadz yang memiliki kapabilitas untuk menjawab. Dan ini merupakan bagian dari proses tabayyun yang dianjurkan dalam Islam, untuk senantiasa berhati-hati ketika menerima berita, dan mengecek kebenaran berita yang diterima sebelum disebarkan.

3. Upaya lain yang saya lakukan dalam memerangi hoax adalah selalu berusaha memposting hal-hal positif di media sosial sebagai penyeimbang.

Dari tulisan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagai pendidik kita harus memerangi hoax karena berita hoax berdampak negatif, baik bagi pelaku hoax, penyebar hoax bahkan bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara umum. Diantara dampak buruk berita hoax adalah :

1. Timbulnya permusuhan dan perkelahian antar pelajar.
2. Memutuskan hubungan persahabatan, persaudaraan dan kekeluargaan.
3. Menimbulkan saling benci permusuhan dan konflik yang serius dalam masyarakat.
4. Dapat menyebabkan konflik serius sampai pada hilangnya harta dan nyawa tanpa alasan yang jelas.

Mengingat dahsyatnya dampak negatif berita hoax maka sebagai pendidik kita harus mengambil bagian dalam upaya mengedukasi siswa, keluarga maupun kolega-koleganya dalam memerangi berita hoax, tentunya dalam kapasitas kita sebagai pendidik, anggota keluarga, masyarakat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara dalam konteks yang lebih universal.

Harapannya tulisan ini dapat memberikan manfaat positif bagi penulis khususnya dan bagi siapapun yang membaca tulisan ini.


DAFTAR PUSTAKA
Adil Abdurrahman.2009.Syarah


Profil Penulis ;

Sri Wiyanti lahir di Bima, pada tahun 1976.

Saat ini aktif menulis dan telah melahirkan 27 buku antologi bersama dan 3 buku solo. 

Penulis adalah Pengurus IGI Kabupaten Bima. Aktif di berbagai komunitas menulis seperti Perempuan Penulis Indonesia, Wanita Penulis Cerita, Ketua Daerah Kabupaten Bima Perkumpulan Penulis dan Motivator Nasional (PPMN). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar