Rabu, 10 Juni 2020

Benih-Benih Kebaikan

✍✍  BENIH-BENIH KEBAIKAN ✍✍

Judul di atas kurasa bisa mewakili apa yang akan ku tulis.

Ini hanya sebuah cerita pangalaman yang sebenarnya sederhana namun tanpa kita sadari sesuatu yang kecil itu bisa memberi banyak kemudahan.Ini beberapa kisah ku tentang seorang "kusir benhur".

Kusir benhur A

Awalnya aku mengenal kusir benhur A ketika pindahan rumah dari Tente ke Talabiu tahun 2010. Saat itu aku kesulitan mencari benhur yg mau mengangkut barang-barang ku, maklum kalau cuma sendirian kusirnya gak mau, kasihan kudanya alasannya. 

Mungkin kasihan melihatku berdiri dipanas terik cabang tente dengan ciri khasku membawa bayi....(maklum dari awal menikah sampe sekarang selalu gendong bayi He...He...He...). 

Kusir yang satu ini akhirnya mau mengantarku. Sebagai tanda terimakasih kuberi bayaran lebih tanpa dia minta. Sejak saat itu, Setiap melihat ku di jalan kusir tersebut selalu menawarkan jasa untuk mengantarku pulang meski tanpa penumpang lain (maksud ku hanya aku dan anak2). 

Ketika suatu waktu, di hari Jum'at saat suami tidak sempat menjemput anak2 atau lebih pasnya lupa jemput padahal dah mendekati adzan, aku sudah sedikit panik, gimana nasib anak-anakku, sebab jam sekian sudah tidak ada orang di sekolahnya sementara mereka tidak punya uang buat ongkos pulang. Kalaupun ada mereka gak berani juga naik benhur tanpa ku.

Akhirnya kuputuskan tuk menjemput mereka, jalan kaki nyari benhur...Tapi jam segitu sudah sulit nyari benhur...Ada gak ya? 

Ketika ku bergegas keluar dari halaman rumah, tiba-tiba di ujung gang ku lihat ada benhur, dengan harap-harap cemas ku terus berdoa, semoga ada yang berbaik hati membantu anak-anakku. Subhanallah..... Alhamdulillah..... Allah mengabulkan do'aku. Siapa kusir yang berbaik hati itu? 

Ternyata dia adalah kusir A yang telah ku beri bayaran lebih tanpa dia minta... 6 tahun yang lalu! Anakku yang nomor tiga sampai bertanya: Ummi...Kenapa orang itu mau mengantar kami pulang padahal kami tidak punya uang? Dan kenapa dia tau alamat rumah kita?

Kusir Benhur B

Aku mengenalnya di pasar tente, sekali waktu aku pernah menumpang Benhur bapak ini, ketika itu penumpang penuh, maklum jam pulang ibu-ibu yang belanja, kuberi tau tujuanku ke Talabiu. Sesampainya di Talabiu kuminta bapak itu untuk mengantarku masuk gang sampai ke depan rumah.

Sebagai rasa terima kasih aku memberi bayaran 2 kali lipat. Berawal dari itu, Setiap ketemu di pasar dia akan segera menyongsong belanjaan ku, dan tanpa ku minta dia akan mengantarkan sampai depan rumah. Bahkan pada penumpang lain dia suka bilang begini...Aku gak takut ngantar ibu ini soalnya dia suka ngasi duit lebih. 

Pernah juga dua pekan yang lalu, aku lebih dulu menumpang benhur lain baru ketemu bapak itu, lebih kurang setengah jam aku duduk dibenhur menunggu penumpang lain.

Mungkin kasihan melihatku, bapak kusir benhur B sampai berucap pada temannya, eh...Kamu kok tega sekali nyuruh penumpang nunggu lama....Itu penumpang mu ibu guru...Ntar dia bisa terlambat sekolah ( segitunya padahal aku gak pernah memperkenalkan diri padanya). Dan yang kurasakan luar biasa...

Tadi pagi, baru keluar dari pasar aku ketemu bapak itu, aku minta maaf padanya karena hari itu aku tidak menumpang benhurnya karena ada suami yang menjemput. 

Subhanallah....Bapak itu tetap mengambil keranjang belanjaan ku dan membawanya sampai ke jalan. Rupanya dia gak tega melihat ku membawa keranjang berat di jalan yang penuh lumpur. Terimakasih ya pak!

Kusir benhur C

Bapak kusir Benhur yang satu ini tetangga kampung ku di Padolo, pertama kali aku mengenalnya ketika lewat seorang teman ku minta dia mengantar ku ke Kalampa, waktu itu giliran ku menyediakan menu berbuka buat suami yang sedang i'tiqaf. 

Karena dia menunggu lama ku beri bayaran lebih tentunya. Eh... lagi-lagi efeknya luar biasa...Sejak saat itu dia sangat akrab bahkan memanggil ku dengan sebutan "ana siwe".

Pernah ku minta mengantar kami sekeluarga ke Bandara ( wow...Ke Bandara naik benhur...Keren!!!). Sesampainya di sana kuminta dia pulang kerena tidak jelas jam berapa kami kembali. 

Meskipun ku minta dia untuk pulang , bapak itu tidak mau, dia tetap menunggu sampai kami pulang. Ketika ku tanya mengapa dia mau menunggu? Bapak itu menjawab, saya kasihan kalau ninggalin anak siwe sama anak-anaknya yang masih kecil, pasti pulangnya kesulitan mencari benhur. 

Maklum saat itu kami ke bandara mengantar suami dan anak pertama yang ke Solo. Sejak saat itu dan hingga sekarang bapak kusir benhur C siap mengantar jika ada keperluan meskipun tempat tujuan lumayan jauh.

Berapa sih kelebihan bayaran yang pernah saya berikan pada kusir-kusir benhur itu? Tidak seberapa....Dan bahkan mungkin tidak bernilai buat kita....Tapi bagi mereka itu sangat​ berarti dan mungkin hal kecil itulah yang telah mengikat kedekatan kami. 

Mereka menerima bayaran lebih tanpa mereka minta. Sebab terkadang ada penumpang benhur, sudah jauh-jauh diantar malah ongkosnya didiskon sehingga si kusir benhur terpaksa minta tambahan.

Memberi ....... bukan semata pada nilainya tapi...Niatnya
Memberi........Tidak harus menunggu banyak tapi apa yang kita punyai dan yang siap kita sisihkan buat orang lain.

By : Sri Wiyanti 
Talabiu Bima. 19 Maret 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar