Gagal Move On dan Perselingkuhan
By : Sri Wiyanti
Membaca judul ini tentu yang ada dibenak kita adalah cerita cinta anak remaja atau ABG atau anak-anak milenia yang lagi galau karena tak bisa melupakan kekasih atau pacarnya. Bisa juga ingatan kita tertuju pada remaja atau sekelas mahasiswa baru hijrah dan sudah terlanjur memiliki pacar dan dia ingin segera mengakhiri hubungannya sebab menurut pemahaman barunya, pacaran adalah satu praktek yang jauh dari nilai-nilai Islam.
Tapi saya sama sekali tidak sedang ingin membahas tentang mereka karena sudah menjadi keumuman dan sebuah trand masa kini. Menemui hal semacam ini adalah sesuatu yang kerap kita dapati di lingkungan sekitar kita.
Kali ini saya sedang ingin membahas sosok manusia dewasa bernama suami dan istri, ayah dan ibu yang ternyata juga bisa dihinggapi penyakit baru bernama " gagal move on".
Satu penyakit serius namun sering tidak disadari diawal munculnya sehingga setelah menjadi parah dan kronis baru terhenyak. Nasi sudah menjadi bubur kata peribahasa, apa hendak dikata pilihan harus ditentukan, keputusan harus diambil, diteruskan atau diakhiri.
Mempertahankan keutuhan keluarga ataukah membangun keluarga baru dan bahkan bisa jadi kedua-duanya harus dilepaskan dan semuanya harus hancur berserakan karena sebuah perselingkuhan.
Awalnya sederhana atau bahkan tak terduga. Ketemu secara tak sengaja di acara reunian, atau tetiba dapat nomor kontaknya dari seorang teman, bisa juga tersambung kan di akun facebooknya. Ada juga karena bertemu di suatu kota karena sebuah kunjungan kerja atau acara sejenisnya.
Mulailah pembicaraan demi pembicaraan, chattingan demi chattingan. Awalnya sekedar nanya kabar, nanya keluarga, anak-anak, selanjutnya mulailah syaithon memperindahnya dengan pembicaraan lain seperti memuji kecantikan atau kebaikannya, mengingatkan pada moment dahulu, yang pada akhirnya bisa menjadi pembuka sebuah hubungan baru yakni perselingkuhan alias cinta lama bersemi kembali. Na'udzubillah.
Pantaslah ada sebagian orang yang sangat antipati mendengar kata reunian. Sebab kenyataannya reunian dengan teman lama sering kali menjadi pemicu munculnya perselingkuhan ( meskipun ada juga yang memanfaatkan reunian untuk kegiatan positif seperti agenda dakwah, donasi kemanusiaan dan kegiatan bermanfaat lainnya) dengan teman berstatus mantan.
Siapa yang bisa bertahan tak melayang-layang manakala ada orang lain memujinya? Sangat jarang, apalagi perempuan dipuji, ah...kamu masih saja cantik seperti dulu. Kamu memang perempuan idola bahkan hingga usiamu sekarang. Atau misalnya seorang laki-laki mendapatkan pujian, mas...kamu masih saja seperti kita bersama dulu, gagah, perhatian dan berwibawa. Sayang aku tak bisa menjadi pendampingmu.
Kalimat kalimat indah pujian ini justru mungkin tidak pernah didengar dari pasangan halalnya. Jadilah hatinya berbunga-bunga, merasa tersanjung, mulai membanding-bandingkan pasangannya dengan sang mantan. Inilah awal terperosoknya ke dalam kubangan dosa.
Bersambung pada tulisan berikutnya
Talabiu, Ahad, 4 Agustus 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar