Senin, 22 Juni 2020

MUHASABAH PERJALANAN

 Muhasabah Perjalanan 

Pagi yang cerah, semburat mentari menghangatkan suasana. Berdua dengan kendaraan roda dua kami menyusuri jalan berkelok-kelok. 

Seakan diajak mengulang kisah lama. Di jalan ini dulunya biasa kulewati dengan bus umum. Ditemani bunda tercinta atau kadang Aku hanya sendirian dititip pada pak sopir. Masa kecil yang penuh ceriita dan dinamika. Entah sudah berapa tahun aku tak pernah melewatinya, jadi perjalanan ini sekaligus membangun romantisme masa lalu. 

Kali ini perjalananku bersama si dia pujaan hati pilihan Allah. Hanya berdua tanpa anak-anak belahan jiwa. Ada sesuatu yang tak biasa bagi hati seorang bunda yang biasa bersama. Tapi karena Sulungku dan Si Abang nomor dua ada di rumah lumayan merasa aman meninggalkan mereka. 

Perjalanan ini menjadi sebuah pembelajaran berharga karena betapa segala sesuatu itu mudah bagi Allah. Lebih sulit dari kita membalikkan telapak tangan. Mudah dibolak-balikkan. Sesuai titahNya. 

Pagi berangkat dengan penuh semangat dan harapan siapa sangka pulangnya dalam keadaan tergesa dan khawatir yang memuncak. Itulah hidup, tiada sesuatu yang kekal. Pagi tersenyum bisa jadi sore berderai air mata. Malam bertemu bisa jadi esok hari menjadi sebuah perpisahan abadi. Berharap semoga perjumpaan terakhir dalam keridho'anNya. 


Talabiu Bima,  23 Juni 2020 
📝 Sri Wiyanti 📝

#Day19pagi
#Terusberlarih
#SHSB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar