Faidahku Bertanya
Selepas sholat subuh kulihat Kaka Zahra jalan menuju kamar mandi. Dari wajahnya aku menangkap ada sesuatu yang tak beres dengannya.
"Kaka sakit? " Aku langsung menebak.
"Hanya panas aja, Mi! " jawabnya datar sambil lanjut ke kamar mandi.
Setelahnya aku langsung mengikutinya ke kamar sambil membawa minyak herbal dan segelas air.
"Ayo Kak! obatnya diminum dulu" sambil ku sodorkan sebutir kapsul.
"Jangan lupa baca Bismillah." kulihat Kaka manggut-manggut.
Mulailah kubalurkan minyak di punggung dan perutnya sambil kubelai lembut. Lanjut kugosok daun telinganya, kupijat telapak kakinya hingga hangat.
"Makanya tuh Kaka.. sudah diingatkan sama Ummi, jangan suka jajan sembarangan, kan jadinya sakit begini. Ceramah singkatnya juga pastinya gak ketinggalan, hehehe.. seperti nunggu moment saja.
"Astagfirullah...!" batas sadarku meronta, ampunkan alpaku ya Allah, yang lupa mengingatkan Zahraku untuk bersabar atas sakitnya. Bahwa segala keadaan adalah baik bagi seorang hamba. Bahwa sakit bisa menjadi ladang pahala dan penggugur dosa bagi kami. Insyaa Allah belum terlambat." Segera kuingatkan Zahraku untuk senantiasa berdo'a memohon kesembuhan dan diberikan kesabaran atas sakitnya.
Faidah yang sedari tadi mendengarkan ikut nimbrung.
"Ummi tuh sebenarnya mandangnya ke arah Edah atau Kaka Zahra sih?" mungkin dianya ngerasa keimbas dengan ceramahku. Kalau sudah begini biasanya akan ada pertanyaan lanjutan dari Faidah, benar saja dugaanku.
"Mi, memangnya Allah bisa mendengar pembicaraan kita?
"Bisa Kak.. " jawabku.
"Biarpun kita ngomongnya pelan?"
"Iya, Kak.. "
"Kalau ngomongnya dalam hati gimana, Mi?"
"Iya, didengar juga sama Allah."
"Kenapa bisa begitu?" nampaknya rasa ingin tahunya belum tuntas.
" Karena Allah itu Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Tahu, Kak. Makanya kita harus hati-hati berbuat sesuatu karena semuanya dalam pengawasan Allah. Termasuk kalau kalian jajan sembarangan di luar, meski Ummi tidak melihat, Allah melihatnya, jadi gak boleh makan sembunyi-sembunyi apalagi sampai berbohong pada orang tua."
"Oh... berarti kita juga maha mendengar ya, Mi!"
"Bukan begitu Kak, kita ini hanya makhluk siptaan, hamba dari Sang Pencipta sedangkan Allah adalah Sang Pencipta. Allah itu tidak sama dengan ciptaannya termasuk kita."
Diamnya setelah itu semoga saja menjadi pertanda bahwa Faidahku mengerti penjelasanku.
Talabiu Bima, 30 Mei 2020
📝 Sri Wiyanti 📝
#Day9pagi
#Terusberlatih
#SHSB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar