Sabtu, 30 Oktober 2021
Perjalanan Hati
rindu kami
Rindu Kami
By : Sri Wiyanti
Pandemi ini terlalu lama
Kami rindu sekolah dan bercengkrama
Terlalu lama kami berselancar di dunia Maya
Hingga lupa aroma kertas dari buku-buku diktat yang seharusnya kami baca
Telinga kami mulai tak peka dengan irama ketukan papan tulis dari guru-guru kami di kelas yang meminta perhatian.
Pandemi ini terlalu lama
Entah kapan akan sirna
Belajar di dunia maya bukan hanya mengabiskan kuota namun menggerus rasa
Simpati dan empati tak lagi terasah atau bahkan hampir sirna.
Itulah sesungguhnya yang orang tua dan guru kami khawatirkan.
Dunia nyata bagi kami sarat makna
Di mana kami bisa memandang hingga batas cakrawala
Sapaan, senyuman, delikan bahkan sedikit sentilan dari guru-guru kami adalah pelajaran terindah yang akan terkenang sepanjang masa
Suasana itu yang kami rindu
Menderu sendu menyapa syahdu menghadirkan geliat gelisah yang mengganggu.
Semoga pandemi ini segera berlalu.
Lockdown, BDR, Daring, PPKM apa pun istilahnya bagi kami sama saja menjeda raga juga rasa.
Membatasi ruang nalar yang sebenarnya ingin menjelajah dunia dengan sentuhan cinta para guru sebagai teladan nyata.
Ujian Ukhuwah
menderu rindu
TAUBATKU
Senin, 13 September 2021
untukmu Palestina
Minggu, 30 Mei 2021
Berjumpa dan Berpisah karena Allah
Senin, 03 Mei 2021
Ketika Alam Tak Lagi Bersahabat
Ketika Alam Tak Lagi Bersahabat
By : Sri Wiyanti
Air bah menderas
Memporak-poranda
Mengganas menerjang menggila
Semua tersapu tanpa tersisa
Ternak-ternak mengerjap
timbul tenggelam di antara deru air
bercampur lumpur gunung yang ikut tergerus.
Rumah-rumah tergenang bahkan nyaris tertelan hingga atap
Manusia berlarian mencari jalan selamat
Lalu....aku berteriak lantang
Menyalahkan hujan yang tak jua mau berhenti
Sedang ia hanya melaksanakan titah Rabbnya
Menebar manfaat menumbuhkan keberkahan
Lalu...aku menyalahkan gunung
mengapa tak lagi mampu menahan hujan
Aku jadi mendadak lupa
Jika tangan kotorku lah yang telah mencabik-cabiknya dengan serakah
nafsu angkara murkaku yang telah meluluh-lantakkan tanpa rasa
Membabatnya hingga tiada tersisa
Daratan tak lagi mampu membendung hasrat duniaku
Isi lautan tak lagi cukup memenuhi rasa inginku yang haus dan tamak
Sedang perutku hanya butuh sepiring nasi, segelas air
kusadari semua itu, namun...
jiwaku yang kotor tak lagi mampu memilah antara keinginan dan kebutuhan
Nuraniku telah tercerabut hingga akarnya
Jadi pantaslah
Banjir bandang yang datang
Tak lagi membedakan mana kawan dan lawan. Tak lagi bertanya siapa salah dan benar.
Bima, 5 April 2021
Tarbiyah Menuju Taqwa
Saatnya Kembali Pulang
Ada Rindu Dalam Doaku
izinkanku Menulis Indahnya Saja
Olah Fisik dan Tarbiyah Hati
Olah Fisik dan Tarbiyah Hati
Gemuruh riuhnya tepuk sorai tak terdengar di sini. Gegap gempitanya telah berganti takbir dan tahmid. Hati pun harus selaras merasa rendah mengharap Allah mudahkan. Sedetik hati berpaling, melesatlah ia tanpa arah. Sungguh tak bisa direka-reka apalagi dibuat sandiwara.
Embusan nafas yang tak seirama dengan hati bahkan mampu memalingkannya meski mata sudah membidik dengan seksama.
Saat itu sulit menyembunyikan perasaan karena tremor dasar hati pun akan terdeteksi jelas dalam lesatan dari tiap bidikan. Bagiku ini bukan sekedar olahraga fisik tapi juga tarbiyah bagi hati. Belajar menyeleksi mana kotoran hati, mana ambisi dan mana tujuan suci.
Membedakannya memang tidak mudah tapi bukan berarti tak bisa. Hanya butuh berjuang lebih keras sembari tetap menautkan asa pada Yang Maha Menggenggam Hati. Agar niat tiada berbelok arah dan diteguhkan dalam keistiqomahan. Terus melatih kemampuan demi mengasah kepekaan
Memanah itu menyehatkan dan membahagiakan. Mari semangat untuk terus belajar.
Bima, 30 Januari 2021
Arti Kehadiranmu
ARTI KEHADIRANMU
Hadirmu telah memberi banyak warna, menghias relung hati mengisi hari-hari dengan kesyukuran tanpa batas.
Hadirmu mengajarkan kami arti perjuangan menerima amanah pengasuhan, belajar mencintai sepenuh jiwa, mendidik dengan tulus meski zaman semakin keras menggerus.
Hadirmu menjadi tarbiyah untuk terus berbenah, mencari celah alpa untuk ditambal sulam dengan istigfar dalam pintalan do'a melangit harap diteguhkan.
Hadirmu menggenapkan bahagia kami menjadi terasa begitu sempurna.
Rasa itulah yang akan menjelma pada setiap orang tua ketika dikaruniakan buah hati. Rasa yang selalu hadir melilit tak mau pergi meski coba dan ujian mendera. Rasa yang menjadikan indah pada pandangan mata, menentramkan jiwa meski lelah sering kali menyelinap datang mencoba menggerogoti.
Cintalah yang kembali menyatukan semuanya. Cinta yang bersumber dari Pemilik Cinta Sejati, Dialah Allah Sang Maha Rahman dan Rahim.
ππππππ
By : Sri Wiyanti
Bima, 5 Maret 2021
Buku ini berisi kisah-kisah para bunda tentang buah hati penyejuk mata pengobat jiwa. Membacanya pasti mengharu biru.
Mari dipinang di nomor WA 085338884878 atau hubungi kami di messenger .
Bianglala
Bianglala
By Sri Wiyanti
Bianglala
Menghias sore
Melukis warna-warni cinta
Pertanda Agung Pemilik Semesta
Menatapmu
Luruhkan angkuh
Hadirmu senantiasa bertasbih
Sedang aku kerap lalai
Mejikuhibiniu
Spektrum warnamu
Semua suka memandangmu
Sembari memuji Sang Pelukismu
Puisi Patidusa
Bima, 9 Maret 2021