Aku Harus Bisa!
Hari pertama hingga sepekan berlalu semuanya mengalir saja seperti air tanpa hambatan. Kesempatan mengedit sana-sini tulisan yang sudah ada pikirku. Kali. Ini dengan tema berbeda dari biasanya. Bukan tentang anak-anak. Yah sesuatu yang tidak biasa. Tapi Alhamdulillah terus mencoba mengasah diri agar bisa menuangkan ide yang ada di kepala.
Memasuki pekan ke dua, hambatan mulai menghadang. Harus belajar merangkai kata yang lebih sastra. Ya Allah! Tentu tak mudah bagiku yang biasanya bercerita apa adanya tentang hari-hariku di rumah bersama anak-anak. Apalagi merangkai sebuah kata yang sama sekali tak ada hubungannya dengan dunia yang ada dikepalaku.
Buntu, itu yang kurasa. Mencoba berkali-kali merangkai kata acak dengan menambah kata kerja tak biasa di belakangnya. Tak jua berhasil hingga semalam terus berpikir dan berlatih. Tapi tugas tak boleh diabaikan. Apapun tantangannya harus terus berusaha hingga tak ada lagi kata sulit tentangnya.
Dan, hasilnya seperti di bawah ini. Terasa horor. Hihihihi...
Kursi tua terlihat bergerak cepat ke arah pintu. Seakan menyambut tamu agung.
Lampu hias di ruang tengah meliuk-liuk seperti sebuah tarian penyambutan. Kadang hidup kadang mati seakan tak ingin semua adegan terekam netraku. Tiba-tiba terdengar suara sendok dan garpu beradu di atas meja makan diiringi cekikikan tanpa rupa. Asbak berputar semakin lama semakin cepat hingga menyeruak aroma dupa menyengat hidungku. Seperti sebuah pesta, tapi pesta apa? Aku terkesiap, jantungku berdetak cepat, badanku gemetar dan tiba-tiba aku sudah ambruk ke lantai.
Kalau kulanjutkan paragraf ini nanti jadinya seperti apa yah? Aku sendiri masih bertanya-tanya 😁
Talabiu Bima, 23 Juni 2020
📝 Sri Wiyanti 📝
#Day19sore
#Terusberlatih
# SHSB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar