Sebuah Konsep Kepemimpinan Pada Filosofi Bima Nggusu Waru
Oleh ; Sri Wiyanti, S.Pd.
Secara definisi Nggusu Waru adalah sebuah tradisi sosial berupa budaya tutur pada masyarakat Bima (Dou Mbojo) yang diwariskan secara turun temurun, berupa sebuah harapan untuk mencapai sebuah cita-cita mulia, yakni terciptanya sebuah masyarakat madani.
Nggusu berarti sudut dan Waru berarti delapan. Sebuah filosofi yang menggambarkan delapan sudut pandang kehidupan orang Bima yang memuat nilai moral, budaya dan serta agama yang tentu bersumber dari pemahaman ke Islaman yang kental dari masyarakatnya.
Delapan dimensi universal yang dianut oleh masyarakat Bima ini adalah ;
1. To'a di Ruma ro Rasu (taat)
Kalimat yang memiliki makna mendalam akan kewajiban untuk mena'ati Allah dan Rasul-Nya dalam peribadatan atau pun dalam interaksi sosialnya.
2. Maloa ro ma Bade (cerdas)
Artinya menunjuk pada pentingnya proses belajar, menuntut ilmu sehingga orang Bima harus memiliki kecerdasan dan wawasan yang luas.
3. Mantiri Nggahi ro Kalampa (jujur)
Adanya kesamaan serta keselarasan antara kata dan perbuatan. Di dalamnya secara inplisit ada nilai kejujuran yang harus dijunjung tinggi. Menggambarkan karakter pribadi yang dapat dipercaya.
4. Mapoda Nggahi ro Paresa (adil)
Senantiasa berkata benar dan berpihak pada kebenaran. Menetapi rasa keadilan bagi semua orang tanpa memandang bulu atau membeda-bedakan status sosial.
5. Mambani ro Disa (Bertanggung jawab)
Mambani di sini secara bahasa berarti pemarah. Namun dalam konteks Nggusu Waru maknanya lebih kepada adanya sifat kesatria, membenci perbuatan melanggar norma adat, budaya lebih-lebih agama. Memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap amanah atau tugas yang diemban.
6. Matenggo ro Wale (sehat dan kuat)
Menggambarkan keharusan bagi orang Bima untuk memiliki fisik yang sehat lagi kuat. Sehat paripurna antara jiwa dan raga.
7. Ma Bisa ro ma Guna (berwibawa dan berpengaruh)
Jika dimaksnai langsung arti katanya berarti berwibawa dan sakti. Wibawa yang muncul dari berkumpulnya nilai-nilai ketaatan, kecerdasan, kejujuran dan karakter positif lainnya. Serta kesaktian dalam pengertian tutur kata serta prilakunya memberi pengaruh luas. Apa yang diucapkan dan dilakukan akan mendapat tanggapan dan dukungan dari orang lain karena senantiasa menebar manfaat bagi lingkungannya.
8. Londo Dou Mataho (Keturunan yang baik)
Kalimat pamungkas ini menunjuk pada sikap moral yang baik. Melihat kemampuan seseorang berdasarkan keturunannya. Seperti dalam budaya Jawa kita mengenal istilah menilai seseorang dari bibit, bobot dan bebetnya
Filosofi Nggusu Waru yang diusung masyarakat Bima atau Dou Mbojo merupakan sebuah nilai universal yang cocok diterapkan dalam semua lini kehidupan. Apabila kita tarik korelasi filosofi Nggusu Waru dengan filosofi Ki Hajar Dewantara terkait semboyan Ing Ngarsa Sung Tolodho, Ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani keduanya seiring sejalan, sama-sama menjadi rel perjalanan hidup yang lurus dan kokoh.
Jika pada Filosofi KHD memberikan rambu-rambu tentang bagaimana seseorang berbuat atau berlaku sebagai bagian dari masyarakat atau terkait dengan tugas kepemimpinannya, maka pada filosofi Nggusu Waru lebih pada penekanan tentang bagaimana karakter yang harus ada pada diri seseorang, pada semua bidang profesi yang diemban, lebih-lebih mereka yang diamanahi tugas kepemimpinan.
Filosofi Nggusu Waru dalam kehidupan lingkungan sekolah perlu diterapkan sehingga lestari sebab di dalamnya ada nilai ketaatan/religius, nilai kejujuran, nilai keadilan, tanggungjawab, kepemimpinan dan budi pekerti yang harus dimaknai dan diaplikasikan secara mendalam oleh anak-anak dalam kehidupan nyata.
Talabiu Bima, 24 Agustus 2023
Sebagai penutup izinkan saya membacakan sebuah puisi tentang NGGUSU WARU. Salah satu puisi saya yang dimuat di Harian Lombok Pos.
Nggusu Waru
By : Sri Wiyanti
Agung
Tradisi mulia
Dana mambari mengusungnya
Cita Citra Dana Mbojo
Taqwa
Penyanggah utama
Loa ro bade mengokohkan
Ruku ro rawi menghias indah
Jaga
Nggahi ro eli
Perjuangkan mori ra woko
Mbani ro disa menjadi tamengnya
Keta'atan
Langkah ikhtiar
Dunia dikecap sewajarnya
Mendulang pahala bermuara ridho-Nya
Taqwa
Erat mendekap
Filosofi Nggusu Waru
Dana Mbojo pasti maju
Catatan di perjalanan sepulang sekolah
Bima, 24 Maret 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar