Selasa, 29 Desember 2020

Puisi Patidusa

 Puisi Patidusa

Pertaubatan  

By : Sri Wiyanti

Jerat iblis kerap membelenggu
Meraja mencabik nurani
Lesap akal
Lalai

Dosa
Kubangan maksiat 
Menghalang tindak kejernihan
Menapak lelah berharap insyaf

Taubat
Diiringi sesal
Menengadah di sepertiga malam
Berharap gajak bermuara Surga



 Jalan Pejuang  

By : Sri Wiyanti 

Pejuang 
Merajut asa
Menebar aroma  keadilan
Bergelora membakar hasrat kedamaian 

Pejuang 
Derapmu menggentarkan
Meruntuhkan pongah kedzaliman
Gigih menumpas angkara murka 

Pejuang
Jangan terjeda 
Meski terjal menghadang
Meski tanpa tepuk sorai


Puisi Elegi

TAUBATKU

By : Sri Wiyanti 

Kelam malam tanpa cahaya
Kulantunkan bait-bait rindu menggelora
Pada Rabb pemilik semesta
Berharap waktu berlalu tak larut dalam lalai
Namun amarah dan nafsu angkara
Kerap menguasai menjadi panglima

Kusibak ruang terdalam hati 
Titik-titik maksiat itu telah berubah
Menjadi gumpalan hitam dosa-dosa
mengarat memenuhi tiap sudutnya
Tiada lagi tersisa ruang kebaikan di situ
Hingga batas sadarku meronta
Menyesali alpa diri namun kerap kali
mengulangi

Betapa lemah diri yang hina ini
Tanya pun menukik menancap tepat 
Di sanubari yang mulai tergolek lunglai
Jika cinta tanpa pijar rindu
Lalu dengan apa memaknai rasa
Sedang hati kerap berkelana
Dalam rimba kesesatan yang nyata

Hilang arah, lupa pulang
Sedang taubatku palsu semata
Tersungkur dalam harap padaMu 
Semoga pintu masih terbuka 
Untuk aku sang pendosa


Bima,  26 Juli 2020 



Puisi Dukotu


 Tanpa-Mu  

Qalbu meranggas kerontang
Rapuh jiwa tanpa sinaran-Mu

Bima, 21 November 2020 


Luka  Hati 

Sembilu mengoyak mengiris qalbu
Merana gundah gulana

Bima, 21 November 2020 

Kecewa

Melahap perih
Menghempas pergi dari ruang hati

Bima,  21 November  2020

By : Sri Wiyanti 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar