Puisi Patidusa
Pertaubatan
By : Sri Wiyanti
Jerat iblis kerap membelenggu
Meraja mencabik nurani
Lesap akal
Lalai
Dosa
Kubangan maksiat
Menghalang tindak kejernihan
Menapak lelah berharap insyaf
Taubat
Diiringi sesal
Menengadah di sepertiga malam
Berharap gajak bermuara Surga
Jalan Pejuang
By : Sri Wiyanti
Pejuang
Merajut asa
Menebar aroma keadilan
Bergelora membakar hasrat kedamaian
Pejuang
Derapmu menggentarkan
Meruntuhkan pongah kedzaliman
Gigih menumpas angkara murka
Pejuang
Jangan terjeda
Meski terjal menghadang
Meski tanpa tepuk sorai
Puisi Elegi
TAUBATKU
By : Sri Wiyanti
Kelam malam tanpa cahaya
Kulantunkan bait-bait rindu menggelora
Pada Rabb pemilik semesta
Berharap waktu berlalu tak larut dalam lalai
Namun amarah dan nafsu angkara
Kerap menguasai menjadi panglima
Kusibak ruang terdalam hati
Titik-titik maksiat itu telah berubah
Menjadi gumpalan hitam dosa-dosa
mengarat memenuhi tiap sudutnya
Tiada lagi tersisa ruang kebaikan di situ
Hingga batas sadarku meronta
Menyesali alpa diri namun kerap kali
mengulangi
Betapa lemah diri yang hina ini
Tanya pun menukik menancap tepat
Di sanubari yang mulai tergolek lunglai
Jika cinta tanpa pijar rindu
Lalu dengan apa memaknai rasa
Sedang hati kerap berkelana
Dalam rimba kesesatan yang nyata
Hilang arah, lupa pulang
Sedang taubatku palsu semata
Tersungkur dalam harap padaMu
Semoga pintu masih terbuka
Untuk aku sang pendosa
Bima, 26 Juli 2020
Puisi Dukotu
Tanpa-Mu
Qalbu meranggas kerontang
Rapuh jiwa tanpa sinaran-Mu
Bima, 21 November 2020
Luka Hati
Sembilu mengoyak mengiris qalbu
Merana gundah gulana
Bima, 21 November 2020
Kecewa
Melahap perih
Menghempas pergi dari ruang hati
Bima, 21 November 2020
By : Sri Wiyanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar