Sabtu, 30 Oktober 2021

Perjalanan Hati

Perjalanan  Hati

By ; Sri Wiyanti

Ketika dirimu merasa lelah  melangkah 
Pastikan langkahmu tidak terjeda  Saat coba mendera kau hanya butuh sedikit lebih mendekat pada Sang Maha Mengatur Hidup. Hirup perlahan aroma sentuhan cinta-Nya agar mengalir sabar dalam kebeningan qolbu yang senantiasa jujur meski akal kerap ingin menyelisihi. 

Jangan izinkan ia mengembara jauh hingga lupa jalan pulang. Usah biarkan hati tergolek lalai menghanyutkan harap keberkakahan. Rengkuh dalam dekapan nurani agar tersadar alpa diri. 

Hati adalah cermin diri, mengaca  menelanjangi ego tersembunyi. Berusaha menangkap pantulan kejujuran meski kadang bias oleh tamak kepongahan. 
Pada akhir perjalanan hatilah yang akan menentukan. Muara kita di mana. 



Bima, 25  Januari 2021
Sebuah catatan hati


rindu kami

Rindu Kami

By : Sri Wiyanti

Pandemi ini terlalu lama
Kami rindu sekolah dan bercengkrama
Terlalu lama kami berselancar di dunia Maya
Hingga lupa aroma kertas dari buku-buku diktat  yang seharusnya kami baca
Telinga kami mulai tak peka dengan irama ketukan papan tulis dari guru-guru kami di kelas yang meminta perhatian.

Pandemi ini terlalu lama
Entah kapan akan sirna
Belajar di dunia maya bukan hanya mengabiskan kuota namun menggerus rasa
Simpati dan empati tak lagi terasah atau bahkan hampir sirna.
Itulah sesungguhnya yang orang tua dan guru kami khawatirkan.

Dunia nyata bagi kami sarat makna
Di mana kami bisa memandang hingga batas cakrawala
Sapaan, senyuman, delikan bahkan sedikit sentilan dari guru-guru kami adalah pelajaran terindah yang akan terkenang sepanjang masa

Suasana itu yang kami rindu
Menderu sendu menyapa syahdu menghadirkan geliat gelisah yang mengganggu.
Semoga pandemi ini segera berlalu.

Lockdown, BDR, Daring, PPKM apa pun istilahnya bagi kami sama saja menjeda raga juga rasa.
Membatasi ruang nalar yang sebenarnya ingin menjelajah dunia dengan sentuhan cinta para guru sebagai teladan nyata.

Ujian Ukhuwah

Ujian Ukhuwah

By ; Sri Wiyanti

Ukhuwah tanpa ucap sapa
Lengang sunyi sepi
Hilang rasa
Mengapa?

Menjauh 
Hilang tulus
Hati tiada bertaut
Lesap renjana tiada berbekas

Saatnya
Ikhlas teruji
Dalam bingkai kebersamaan
Merangkai indahnya kuncup persaudaraan

Patidusa
Bima, 5 Januari 2021

menderu rindu

Menderu Rindu

By : Sri Wiyanti

Rindu
Dentingnya menyesakkan
Mengoyak bak sembilu
Sulit terlerai enggan pergi

Rindu
Kalbu meronta
Hajatkan sua segera
Namun asa tiada bersambut

Entah
Kenapa menjelma
Datang lalu pergi
Membiarkan melambung lalu terhempas

Remuk
Jiwaku hancur
Nyatanya rindu terpasung
Pada hati tanpa kata-kata

Bila
Masaku tiba
Labuhkan bait pinta
Agar rindu kembali bertaut

Datanglah
Mendekap raga
Agar terlerai rasa
Membasuh rinduku diujung waktu

'Puisi Patidusa'
Bima, 26 Maret 2021

Gagal dikirim ikut lomba akhirnya dishare di sini.

Sambil menikmati hujan di arena Istiqomah Archery Club.πŸ’™πŸ’™πŸ’™

TAUBATKU

TAUBATKU

By : Sri Wiyanti 

Kelam malam tanpa cahaya
Kulantunkan bait-bait rindu menggelora
Pada Rabb pemilik semesta
Berharap waktu berlalu tak larut dalam lalai
Namun amarah dan nafsu angkara
Kerap menguasai menjadi panglima

Kusibak ruang terdalam hati 
Titik-titik maksiat itu telah berubah
Menjadi gumpalan hitam dosa-dosa mengarat memenuhi tiap sudutnya
Tiada lagi tersisa ruang kebaikan di situ
Hingga batas sadarku meronta
Menyesali alpa diri namun kerap kali mengulangi
Betapa lemah diri yang hina ini

Tanya pun menukik menancap tepat 
Di sanubari yang mulai tergolek lunglai
Jika cinta tanpa pijar rindu
Lalu dengan apa memaknai rasa
Sedang hati kerap berkelana
Dalam rimba kesesatan yang nyata
Hilang arah, lupa pulang
Sedang taubatku palsu semata
Tersungkur dalam harap padaMu 
Semoga pintu masih terbuka 
Untuk Aku sang pendosa

Bima,  26 Juli 2020 
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺