Kamis, 09 Mei 2024

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL (PSE)


Oleh : Sri Wiyanti, S.Pd

1. Sebelum mempelajari modul ini saya berpikir bahwa pembelajaran yang saya lakukan adalah sudah maksimal. Baik dari segi metode, strategi, langkah-langkah atau pendekatan pembelajaran yang saya gunakan termasuk pemilihan media pembelajaran. Sehingga dengan pemahaman tersebut terkadang tidak banyak upaya-upaya yang saya lakukan  untuk menjadikan kelas lebih hidup. Semangat pun terkadang naik turun.
Setelah mempelajari modul ini ternyata baru saya pahami bahwa masih banyak yang dapat saya lakukan untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan memenuhi tujuan pembelajaran. Baru saya pahami bahwa dalam rancangan atau desain RPP yang saya buat selama ini, ada bagian dari pembelajaran  sosail emosional di dalamnya. Baik dari aktivitas pembukaan, pertengahan maupun penutup. Dengan mempelajari modul ini saya jadi semakin menyadari bahwa kecerdasan  sosial emosional siswa sangat dipengaruhi oleh tingkat kestabilan sosial emosional saya sebagai guru. Artinya, jika saya menginginkan anak-anak atau siswa-siswi saya memiliki kecerdasan emosional yang baik, maka saya harus lebih dulu meneladani bagaimana saya berupaya menjaga stabilitas emosi saya, mengontrol setiap ucapan dan sikap saya baik di dalam maupun di luar kelas.  Kesadaran penuh (mindfullness) perlu saya tingkatkan  sehingga dapat lebih efektif  dan efisiensi dalam menghadapi berbagai karakter/pribadi siswa dan siswi saya yang muaranya adalah terciptanya suasana belajar yang kondusif menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran tercapai.dengan baik.dan bermakna. 

2. Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman, nyaman dan  kondusif untuk menfasilitasi seluruh kebutuhan siswa di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being). Tiga hal mendasar yang penting yang saya pelajari antara lain ; Pertama, adalah konsep Pembelajaran Sosial Enosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Colaborative for Academic Sosial and Emosional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima ) kompetensi sosial dan emosional  (KSE) yakni  Kesadaran Diri, Manajemen Diri, Kesadaran Sosial, Keterampilan Berelasi dan Pengambilan Keputusan yang Bertanggungjawab. Kedua adalah tentang pemahaman konsep kesadaran penuh (mindfullness) sebagai dasar penguatan 5 kompetensi sosial dan emosional (KSE) serta bagaimana mengimplementasikan pembelajaran sosial emosional  di kelas dan sekolah melalui 4 (empat) indikator yakni ;  Pengajaran eksplisit, Integrasi dalam praktik mengajar guru dan kurikulum akademik, Penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah serta Penguatan KSE Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) melalui keteladanan, proses belajar dan kolaborasi dengan seluruh komunitas sekolah. Dan yang ketiga adalah tentang kesejahteraan psikologi (well-being). Dengan memahami ketiga hal tersebut penerapan kompetensi sosial emosional baik pada siswa maupun pada guru dapat terlaksana dengan baik. Karena pembelajaran sosial emosional sebagai suatu sistem yang saling berkaitan.

3. a. Perubahan yang saya terapkan di kelas pada siswa saya dengan membiasakan mindfullness pada setiap awal pembelajaran dengan mengenalkan pembelajaran emosional pada anak. Dengan pembiasaan ini diharapkan siswa dapat mengenali dirinya dan mengelola aset-aset yang ada pada dirinya sehingga memiliki kesiapan dalam belajar. Di samping itu juga menerapkan 5 KSE baik pada pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktik mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dengan melibatkan siswa dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Dengan penerapan tersebut siswa diharapakan mampu mencapai well-being sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 
b. Perubahan yang saya terapkan pada teman-teman sejawat dengan berusaha menumbuhkan rasa percaya pada teman sejawat sehingga dapat mendukung teman sejawat dalam menerapkan kompetensi sosial emosional  dalam peran dan tugas sebagai guru dengan peduli kepada mereka. Selalu belajar merefleksi kemampuan sosial emosional  pribadi dan kolaborasi dengan teman sejawat untuk menciptakan struktur komunitas dalam pembelajaran sosial emosional dengan menyamakan persepsi tentang kompetensi sosial emosional sehingga  dapat tercipta lingkungan sekolah yang aman dan nyaman yaitu lingkungan yang akan membangun persepsi bahwa setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda dan perbedaan itu dapat saling melengkapi bukan menyaingi. Dengan penguatan KSE pendidik mampu meneladani, berkolaborasi  dan saling belajar sehingga mampu membantu murid menemukan jati diri dan mengembangkan potensinya.

Pembelajaran sosial enosional tidak dapat berdiri sendiri sebab pembelajaran sosial emosional merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat memahami, menghayati dan mengelola emosi mengelola (kesadaran diri). Menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri). Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial). Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi). Membuat keputusan yang bertanggungjawab ( pengambilan keputusan yang bertanggung jawab).

Koneksi Antar Materi

Inti pemahaman pada pembelajaran Modul 1.1 Tentang Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional-Ki Hajar Dewantara adalah memaksimalkan segala potensi dan kodrat  pada anak agar mereka dapat mencapai kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat. Sedang pada Modul 1.2  adalah fokus pada Nilai dan Peran Guru Penggerak. Guru penggerak  memiliki nilai Kemandirian, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif serta keberpihakan yang tinggi pada anak. Selain itu guru juga memainkan perannya secara optimal dalam mewujudkan kepemimpinan murid.

Lanjut pada Modul 1.3  diajak mengenali  Visi dan Peran Guru Penggerak. Dengan rancangan visi tersebut kita memiliki acuan langkah mencapai tujuan pendidikan yang sudah dirancang.  Dan pada Modul 1.4 fokus pada menumbuhkan Budaya Positif. 

Mempelajari modul 1.4 tentang Budaya Positif merupakan sesuatu yang istimewa bagi saya. Pada modul ini saya mempelajari tentang disiplin pisitif dan nilai-nilai kebajikan universal. Teori motivasi, hukuman, penghargaan dan restitusi. Keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia dan dunia berkualitas, lima posisi kontrol serta Segitiga Restitusi. 

Nilai-nilai kebajikan universal ini adalah nilai-nilai kebajikan yang disepakati bersama, tanpa membedakan ras, suku, bangsa, agama, bahasa maupun latar belakang sosialnya. Nilai-nilai ini menaungi kita dalam sikap   dan perilaku, dalam arti menjadi landasan berpijak ketika kita memilih  berperilaku tertentu. Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu. 

Nilai-nilai kebajikan itu sebagaimana yang kita kenal termaktub dalam Profil Pelajar Pancasila, yakni Beriman dan  bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, Berkebinekaan Global, Bergotong royong, dan Kreatif. Diharapkan nilai-nilai kebajikan inilah yang akan menjadi nilai-nilai karakter yang ingin kita munculkan dalam lingkungan belajar di sekolah.

Serangkaian materi pada modul sebelumnya merupakan rangkaian proses atau tahapan yang perlu dipahami dan dimiliki oleh seorang guru untuk kemudian pengejawantahannya dapat kita lihat pada praktik nyata di kelas dalam wujud pembelajaran berdiferensiasi. Berbekal teori- teori pada modul sebelumnya diharapkan kelas benar-benar dapat menjadi tempat yang nyaman dan membahagiakan bagi siswa sehingga penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini dapat terlaksana dengan maksimal dan tujuan pendidikan tercapai. Sedangkan terkait dengan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) ibaratkan pelengkap yang menjadikan indah dipandang, proses yang nyaman dilalui dalam pembelajaran karena masing-masing komponen dapat saling menjaga sikap, tutur kata dan prilaku sehingga ketercapaian tujuan pembelajaran semakin maksimal.